MAKALAH
EKONOMI MIKRO
TEORI
PERILAKU KONSUMEN DAN TEORI PRODUKSI
Dosen
Pengampu :
Rike
Selviasari, SE,MM
Disusun
Oleh:
Rebecca Ani Safitri (17130310022)
Tiara Dwi Tristiani
(17130310025)
Dani Triwulan H. (17130310026)
Delia Apriliati K (17130310027)
Igarona Yunila
Radiva (17130310033)
PRODI AKUNTASI
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam
mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan
dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode didefinisikan
sebagai suatu wakil realitas yang disederhanakan , model perilaku konsumen
dapat didefinisikan sebagai suatu skema atau kerangka kerja yang disederhanakan
untuk menggambarkan suatu aktivitas-aktivitas konsumen. Model perilaku konsumen
dapat pula diartikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang
diyakinkan konsumen dalam mengambil keputusan membeli. Teori tingkah laku konsumen menerangkan
tentang perilaku konsumen di pasaran, yaitu menerangkan sikap konsumen dalam
membeli dan memilih barang yang akan dibelinya. Teori ini dikembangkan dalam
dua bentuk, teori utiliti dan analisis kepuasan. Adapun teori produksi dan
biaya produksi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan ketika suatu
perusahaan akan menghasilkan suatu produksi. Hal ini di karenakan setiap
perusahaan tentu menginginkan keuntungan yang besar dalam setiap usaha
produksinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemahaman tentang teori-teori
produksi dan biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan
biaya-biaya yang akan di keluarkan untuk menghasilkan suatu output barang.
BAB
II
PEMBAHASAN
v TEORI
TINGKAH LAKU KONSUMEN
Ø TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
Di dalam teori ekonomi kepuasan atau
kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang-barang
dinamakan nilai guna atau utiliti. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin
tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Dalam pembahasan nilai guna dibedakan
antara nilai guna total dan nilai guna marjinal.
§ Nilai guna total adalah jumlah
seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
§ nilai guna marjinal berarti
pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau
pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu. Contohnya : nilai guna total
mengkonsumsi 10 mangga meliputi seluruh kepuasan yang diperoleh dari memakan
semua mangga tersebut. Sedangkan nilai guna marjinal dari mangga ke10 adalah pertambahan
kepuasan yang diperoleh dari memakan buah mangga yang ke10.
Hipotesis utama teori nilai guna
yang dikenal sebagai hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan
bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan
suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus
menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna
akan menjadi negatif, artinya penambahan konsumsi maka nilai guna total akan menjadi semakin
sedikit.
Ø PEMAKSIMUMAN NILAI GUNA
Setiap orang akan berusaha untuk
memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya. Dengan kata lain setiap orang
akan berusaha untuk memaksimalkan nilai guna dari barang-barang yang
dikonsumsikannya.
§ Cara Memaksimumkan Nilai Guna
Misalnya seorang melakukan pembelian
dan konsumsi 2 macam barang yaitu makanan dan pakaian berturut-turut harganya
adalah Rp 5.000 dan Rp 50.000. Misalkan tambahan tambahan 1 unit makanan akan
memberikan nilai guna marjinal sebanyak 5, dan tambahan 1 unit pakaian
mempunyai nilai guna marjinal sebanyak 50.
Apabila orang itu mempunyai uang
sebanyak Rp 50.000,- kepada barang apakah uang itu akan dibelanjakannya? Dengan
uang itu orang tersebut dapat membeli 10 unit tambahan makanan, maka jumlah
nilai guna marjinal yang diperolehnya adalah 10 x 5 = 50. Kalau uang itu
digunakan untuk membeli pakaian, yang diperolehnya hanyalah 1 unit dan nilai
guna marjinal dari 1 unit tambahan pakaian ini adalah 50. Berdasarkan contoh di
atas dapat dikemukan hipotesis berikut :
1)
Seseorang akan memaksimumkan nilai guna
dari barang-barang yang dikonsumsikannya apabila perbandingan nilai guna
marginal berbagai barang tersebut = perbandingan harga barang tersebut. Seperti
perbandingan harga makanan dan pakaian adalah 5000:50000 atau 1:10, dan ini
adalah sama dengan perbandingan nilai guna marjinal makanan dan pakaian, yaitu
5:50 atau 1:10.
2)
Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang
dikonsumsikannya apabila nilai guna marjinal untuk setiap rupiah yang
dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsikan. Dalam contoh
diatas nilai guna marjinal per rupiah dari
tambahan makanan adalah : nilai guna marjinal/harga = 5/5000 = 1/1000. Dan nilai guna marjinal per rupiah dari
tambahan pakaian adalah : nilai guna marjinal/harga = 50/50000 =1/1000.
Sehingga rumusnya adalah :
MU barang A
= MU barang B = MU
barang C
PA PB PC
Ø TEORI NILAI GUNA DAN TEORI PERMINTAAN
Ada 2 faktor yang menyebabkan
permintaan ke atas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami
perubahan :
1)
Efek Penggantian
Perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna marjinal
per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna
marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin
rendah. Misalnya harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya
sekarang MU barang A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga
barang-barang tidak mengalami perubahan maka perbandingan di antara nilai guna
marjinal barang itu dengan harganya (atau nilai guna marjinal per rupiah dan
barang-barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, untuk barang B
misalnya, MU barang B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti
sesudah harga barang A naik, keadaan yang berikut berlaku :
PA PB
2) Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan
harga menyebabkan pendapatan rill
menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi
bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen
mengurangi jumlah berbagai berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang
mengalami kenaikan harga. Penurunan
harga suatu barang menyebabkan pendapatan rill bertambah, ini akan mendorong
konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya.
Ø SURPLUS KONSUMEN
Teori nilai guna dapat pula
menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan uang dinikmati oleh para
konsumen. Kelebihan konsumen ini dalam analisis ekonomi dikenal sebagai surplus
konsumen.
Surplus konsumen pada hakikatnya
berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang di dalam
mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk
memperoleh barang tersebut.
Contoh seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan hanya
membeli 1 buah mangga yang besar apabila hargnya Rp 1.500, ternyata mangga yang
diinginkannya hanya seharga Rp 1.000. jadi ia dapat memperoleh mangga yang
diinginkannya dengan harga Rp 500 lebih murah daripada harga yang bersedia
dibayarnya. Nilai Rp 500 ini dinamakan surplus konsumen.
v TEORI
TINGKAH LAKU KONSUMEN
Ø ANALISIS KURVA KEPUASAN SAMA
Kurva
kepuasan sama didefinisikan sebagai kurva yang menggambarkan gabungan
barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya. Untuk
menggambarkan kurva kepuasan sama perlu dimisalkan bahwa seorang konsumen hanya
akan membeli dan mengkonsumsi dua macam barang saja.
Kurva Kepuasan Sama:
Oleh karena gabungan
barang seperti yang ditunjukkan oleh keadaan A, B, C, D, E, dan F masing-masing
memberikan kepuasan yang sama besarnya maka dikatakanlah konsumen itu bersikap
“indifference” yang artinya bersikap tak acuh dalam membuat pilihan
tersebut. Dalam kurva tersebut
titik-titik yang menggambarkan gabungan-gabungan tersebut akan diperoleh kurva
kepuasan sama.
§ TINGKAT PENGGANTIAN MARJINAL
Tingkat
penggantian marjinal adalah penggantian yang menggambarkan besarnya pengorbanan
atas konsumsi suatu barang untuk menaikkan konsumsi satu barang lainnya dan
pada waktu yang sama tetap mempertahankan tingkat kepuasan yang diperoleh
konsumen.
Perhatikanlah perubahan
yang berlaku apabila konsumen menukar gabungan barang yang dikonsumsinya dari
gabungan A menjadi gabungan B. Perubahan ini menaikan konsumsi pakaian dari 2
menjadi 3 unit, dan kenaikan ini dimungkinkan oleh pengurangan konsumsi makanan
dari 10 unit menjadi 7 unit. Keadaan ini berarti bahwa untuk mempertahankan
tingkat kepuasan yang dinikmati konsumen tersebut (ingat: setiap gabungan
memberikan kepuasan yang sama besarnya) maka kenaikan konsumsi satu unit
pakaian harus dibayar dengan pengurangan 3 unit konsumsi makanan.
Faktor tingkat
penggantian marjinal yang semakin kecil:
1.
Pada waktu konsumen mempunyai suatu
barang Y yang relative jumlahnya dan barang X yang relative sedikit jumlahnya,
diperlukan pengurangan konsumsi yang besar keatas barang Y untuk memperoleh
satu tambahan barang
2.
Semakin banyak barang X yang telah
diperoleh, semakin sedikit pengurangan konsumsi barang Y yang harus dilakukan
untuk memperoleh satu barang X.
Akibat
dari tingkat penggantian marjinal yang semaki kecil tersebut maka kurva
kepuasan sama semakin lama emakin kurang kecondongannya atau bentuk kurva
kepuasan sama adalah cekung ketitik 0.
Ø GARIS ANGGARAN PENGELUARAN
Garis
Anggaran Pengeluaran (Budget Line) adalah garis yang menunjukkan berbagai
gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.
(Batas keuangan konsumen untuk membeli)
Faktor yang dapat
merubah Garis Anggaran Pengeluaran:
1.
Perubahan harga. Jika harga suatu barang
naik, maka garis anggaran pengeluaran mengarah ketitik orgin dan jika suatu harga
barang turun, maka garis anggaran pengeluaran bergeser menjauhi titik 0.
2.
Perubahan pedapatan. Jika pendapatan
naik, maka garis anggaran pengeluaran akan bergeser ke kanan/menjauhi titik
orgin. Dan sebaliknya.
§ EFEK PERUBAHAN HARGA
Jika titik-titik keseimbangan
yang diwujudkam oleh perubahan pendapatan di hubungkan maka akan terdapat suatu
kurva yang dinamakan Garis pendapatan-konsumsi. Suatu kurva juga akan diperoleh
apabila dihubungkan titik keseimbangan yang dwujudkan oleh perubahan harga dan
kurva itu dinamakan garis harga-konsumsi.
·
Garis pendapatan konsumsi dapat
memindahkan garis anggaran pngeluaran sejajar dengan yang asal. Pertambahan
pendapat akan memindahkan garis itu keatas dan pengurangan pendapatan
memindahkan garis itu kebawah. Pada setiap garis anggaran pengeluaran akan
terdapat satu kurva kepuasan sama yang menyinggung garis tersebut. Titik
persinggungan tersebut adalah keseimbangan pemaksimuman kepuasan yang baru.
·
Garis harga konsumsi yang berubah dapat
mengubah kecondongan garis anggaran pengeluaran.Garis harga konsumsi lebih
mudah lagi apabila dijabarkan melalui permisalan
Ø SYARAT UNTUK MENCAPAI KEPUASAN
MAKSIMUM
Dengan diketahuinnya
cita rasa konsumen dan berbagai gabungan barang yang mungkin dibeli konsumen
dapatlah sekarang ditunjukkan keadaan dimana konsumen akan mencapai kepuasan
yang maksimum.
Ø EFEK PENGGANTIAN DAN EFEK PNDAPATAN
Dengan menganalisis
dari factor efek penggantian dan efek pendapatan pada hakikatnya diterangkan
bahwa penurunan harga akan menambah permintaan dikarenakan:
1.
Konsumen lebih banyak mengkonsumsi
barang itu dan mengurangi konsumsi barang lain(efek penggantian)
2.
Penurunan harga menambah pendapatan riil
konsumen dan kenaikan pendapatan riil ini akan menmbah konsumsi berbagai barang
(efek pendapatan).
Dengan menggunakan
analisis kurva kepuasan sama, kedua factor ini dapat dipisahkan, yaitu dapat
ditunjukan bagian dari petambahan permintaan yang disebabkan oleh efek
penggantian dan bagian dari pertambahan permintaan yang disebabkan oleh efek
pendapatan.
Ø MEMBENTUK KURVA PERMINTAAN
Telah
ditunjukan bahwa sifat permintaan konsumen yaitu jika harga turun maka
permintaan bertambah dan jika harga naik permintaan berkurang, disini kita
dapan menjelaskan dengan menggunakan teori nilai guna atau dengan cara
menggunakan analisis kurva kepuasan sama
v TEORI
PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN
Ø BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN
Orgasasi perusahaan
dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Perusahaan Perseoangan
Perusahaan
perseorangan adalah suatu bentuk usaha yang didirikan, dimiliki, dan dikelola
oleh seseorang yang bertanggung sepenuhnya terhadap semua resiko dan aktivitas
perusahaan
2.
Perusahaan Perkongsian atau Firma
Perusahaan
perkongsian adalah organisasi perusahaan yang dimilki oleh beberapa orang yang
bersepkat untuk mendirikan usaha bersama dan membagi keuntungan berdasarkan
kesepakatan bersama.
3.
Perseroan Terbatas
Perseroan
terbatas adalah suatu bentuk perusahaan yang modalnya terdiri dari saham-saham,
yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilkinya.
Bentuk lain dari
organisasi perusahaan ada 2, yaitu :
1.
Perusahaan Milik Negara
Pada
umumnya perusahaan negara dikelola seperti perseroan terbatas. Perbedaannya
terletak pada pemilik perusahaan tersebut, saham-saham dari perusahaan Negara
dimiliki oleh pemerintah. Dengan demikian pengurus perusahaan juga diangkat dan
diberhentikan oleh pemerintah.
2.
Perusahaan Koperasi
Perusahaan
Koperasi adalah perusahaan yang didirkan bukan untuk mencari keuntunngan tetapi
untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu :
Koperasi
konsumsi, Koperasi produksi, Koperasi kredit.
Ø PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT
TEORI EKONOMI
Didalam
teori ekonomi, di dalam menganalisis kegiatan perusahaan yang memproduksikan
barang dan jasa untuk memenuhi permintaan yang wujud di pasar, berbagai
perbedaan tersebut tidak diperhatikan. Dalam teori ekonomi, analisis dibuat
tidak membedakan apakah perusahaan itu peruhaan pemerintah atau swasta dan
apakah perusahaan swasta itu terbentuk perusahaan perseorangan atau perkongsian
atau perseroan terbatas. Begitu pula tidak dilakukan pembedaan di antara
perusahaan kecil dan perusahaan raksasa. Dalam teori ekonomi berbagai jenis
perusahaan dipandang sebagai unit-unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama
yaitu “ mencapai keuntungan yang maksimum”. Untuk tujuan itu, ia menjalankan
usaha yang bersamaan, yaitu mengatur penggunaan faktor-faktor produksi dengan
cara yang efiesien mungkin sehingga “usaha memaksimumkan keuntungan dapat
dengan cara yang dari sudut ekonomi dipandang sebagai cara yang paling
efisien”.
§ TUJUAN PERUSAHAAN MEMAKSIMUMKAN
KEUNTUNGAN
Dalam
teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan
adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana
keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Telah terbukti bahwa analisis
terhadap kegiatan perusahaan yang didasarkan kepada tujuan memaksimumkan
keuntungan memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
§ CARA MENCAPAI TUJUAN MEMAKSIMUMKAN
KEUNTUNGAN
Keuntuntungan
diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian
akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan
yang maksimun dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya
produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dlam memproduksi barang yang
diperlukan masyarakat dan memperoleh keuntungan maksimum, ada dua aspek yang
difikirkan yaitu, faktor produksi yang digunakan dan cara meminimumkan biaya
produksi yang dikeluarkan.
§ JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Kegiatan
produksi perusahaan dikatakan dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor
produksi dianggap tetap jumlahnya. Di dalam masa tersebut perusahaan tidak bisa
menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap tersebut. Sedangkan dalam
jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Setiap faktor
produksi dapat ditambahkan jumlahnya jika memang diperlukan dan perusahaan
dapat menyesuaikan dengan perubahan yang berlaku dipasar.
§ FIRMA DAN INDUSTRI
Firma
adalah suatu badan usaha yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk
menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Industri secara umum
berarti perusahaan yang menjalankan operasi dalam bidang kegiatan ekonomi yang
tergolong kedalam sector sekunder. Sedangkan dalam teori ekonomi industri
adalah kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang yang sama atau sangat
besamaan yang terdapat dalam suatu pasar.
§ FUNGSI PRODUKSI
Q = f(K,L,R,T) K = jumlah stok modal
L
= jumlah tenaga kerja R
=kekayaan alam
T
= tingkat tekhnologi Q = jumlah produksi yang dihasilkan
Persamaan tersebut
merupakan suatu pernyataan matematik yang berarti tingkat produksi suatu barang
tergantung pada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan
tingkat teknologi yang digunakan.
Ø TEORI PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR
BERUBAH
Teori
produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi
suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan
berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Hukum hasil lebih yang
semakin berkurang
Hukum hasil lebih yang
semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya(tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya
produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai
suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya
mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan
pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang
maksimum dan kemudian menurun.
§ PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA-RATA
DAN PRODUKSI MARJINAL
Produksi
marjinal yaitu pertambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu
tenaga kerja yang digunakan. Apabila ∆L adalah pertambahan tenaga kerja, ∆TP adalah
pertambahan produksi total, maka produksi marjina(MP) dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut ;
MPL = ∆TP
∆L
Besarnya
produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap
pekerja. Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka
produksi rata-rata(AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ;
AP
= TP
L
§ KURVA PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI
RATA-RATA DAN PRODUKSI MARJINAL
Hubungan
antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal dapat
digambarkan sebagai berikut ;
Kurva
TP adalah kurva produksi total yang menunjukkan hubungan antara jumlah produksi
dan jumlah tenaga kerja yamg diguankan untuk menghasilkan produksi tersebut.
Ø TEORI PRODUKSI DENGAN DUA FAKTOR
BERUBAH
Analisis
yang baru dibuat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami
perubahan apabila dimisalkan satu faktor produksi lainnya dianggap tetap
jumlahnya.
§ KURVA PRODUKSI SAMA (ISOQUANT)
Isoquant
adalah suatu kurva yag menggambarkan gabungan dua faktor produksi yang berbeda
yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Berikut adalah gambar
kurva produksi sama
§ GARIS BIAYA SAMA (ISOCOST)
Isocost
adalah suatau kurva yang menggambarkan gabungan dua faktor produksi, yang
digunakan untuk menghasilkan suatu barang yang memerlukan biaya yang sama.
v TEORI BIAYA PRODUKSI
Biaya Produksi ialah semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang di
produksikan perusahaan tersebut. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh
perusahaan dapat dibedakan pada dua jenis, yaitu :
a. Biaya
Eksplisit : pengeluaran-pengeluaran perusahaanyang berupa pembayaran dengan
uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan.
Contohnya : biaya tenaga kerja,
sewa gedung, dll.
b. Biaya
Implisit : taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh perusahaan itu sendiri.
Contoh : penggunaan gedung milik
perusahaan sendiri.
Analisis biaya produksi perusahaan dibedakan menjadi
dua jangka waktu, yaitu :
1.
Jangka
Pendek, ialah jangka waktu di mana sebagian faktor
produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.
Teori-teori biaya produksi dalam
jangka pendek, yakni :
a.
Biaya
Total (Total Cost / TC)
Keseluruhan
jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan, di dapat dari
menjumlahkan biaya tetap total (TFC / Total Fixed Cost) dan biaya berubah total
(TVC / Total Variable Cost).
TC = TFC + TVC
b. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost
/ TFC)
Keseluruhan
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak
dapat diubah jumlahnya.
Contoh
: biaya pemeliharaan bangunan, biaya penyusutan, dll.
TFC = TC – TVC
c.
Biaya
Berubah Total ( Total Variable Cost / TVC)
Keseluruhan
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya.
Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus
dikeluarkan. Contohnya : biaya bahan baku, upah tenaga kerja, biaya bahan
bakar, dll.
TVC = TC – TFC
d. Biaya Total Rata-rata (Average
Total Cost / ATC)
Apabila
biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan
jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata.
ATC = TC
____ atau
Q
ATC = AFC + AVC
e. Biaya Tetap Rata-rata (Average
Fixed Cost / AFC)
Apabila
biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, niali yang diperoleh adalah biaya tetap
rata-rata.
AFC = TFC
_____
Q
f. Biaya Berubah Rata-rata (Average
Variable Cost / AVC)
Apabila biaya
berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi dengan jumlah
produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata.
AVC = TVC
______ atau
Q
AVC = ATC – AFC
g. Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
Kenaikan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit.
MCn = TCn – TCn-1
Apabila
rumus diatas tidak dapat digunakan, maka rumus lain yang dapat digunakan untuk
menghitung biaya marjinal adalah :
MCn = ∆TC
_____
∆Q
Bentuk Kurva Jangka
Pendek
2.
Jangka
Panjang, ialah jangka waktu di mana semua faktor produksi
dapat mengalami perubahan.
Cara meminimumkan biaya jangka
panjang tergantung pada dua faktor, yaitu :
• Tingkat produksi yang ingin dicapai.
• Tingkat produksi yang ingin dicapai.
• Sifat dari pilihan kapasitas
pabrik yang tersedia.
Contoh gambar kemungkinan kapasitas
pabrik
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang
digunakan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan ingin
mencapai produksi 100 unit, maka lebih baik menggunakan Kapasitas 1 (lihat
titik A). Kalau yang digunakan adalah Kapasitas 2, maka biaya produksinya akan
semakin tinggi (lihat titik B). Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling
efisien, dan akan meminimumkan biaya produksi untuk produksi dibawah 130 unit.
Dan begitu seterusnya akan Kapasitas 2 dan Kapasitas 3 (lihat gambar diatas).
Ø SKALA EKONOMI DAN TIDAK EKONOMI
1.
Skala
Ekonomi
Skala kegiatan produksi jangka
panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi (economies of scale) apabila
pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin
rendah.
Beberapa faktor penting yang
menimbulkan skala ekonomi, yaitu :
a. Spesialisasi
Faktor-faktor Produksi
b. Pengurangan
Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain.
c. Memungkinkan
Produk Sampingan (by-Products) Diproduksi.
d. Mendorong
Perkembangan Usaha Lain.
2.
Skala
Tidak Ekonomi
Kegiatan memproduksi suatu
perusahaan dikatakan mencapai skala tidak ekonomi (dis-economies of scale)
apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin
tinggi.
Beberapa kemungkinan penyebab skala
tidak ekonomis adalah :
a. Kesukaran
pengendalian dan pengawasan.
b. Pembuatan
keputusan yang lamban sehubungan dengan kelebihan ukuran administrasi.
c. Kekurangan
motivasi karyawan.
Daftar pustaka
Sukirno, Sadono. 2013. Mikro Ekonomi Teori
Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.