Pengikut

Rabu, 03 Juli 2019

EKONOMI MIKRO PADA TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN TEORI PRODUKSI


MAKALAH EKONOMI MIKRO
TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN TEORI PRODUKSI
 







Dosen Pengampu :
Rike Selviasari, SE,MM

Disusun Oleh:
                             Rebecca Ani Safitri        (17130310022)
                             Tiara Dwi Tristiani        (17130310025)
                             Dani Triwulan H.           (17130310026)
                             Delia Apriliati  K           (17130310027)
                             Igarona Yunila Radiva   (17130310033)

PRODI AKUNTASI
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode didefinisikan sebagai suatu wakil realitas yang disederhanakan , model perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu skema atau kerangka kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan suatu aktivitas-aktivitas konsumen. Model perilaku konsumen dapat pula diartikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang diyakinkan konsumen dalam mengambil keputusan membeli.  Teori tingkah laku konsumen menerangkan tentang perilaku konsumen di pasaran, yaitu menerangkan sikap konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan dibelinya. Teori ini dikembangkan dalam dua bentuk, teori utiliti dan analisis kepuasan. Adapun teori produksi dan biaya produksi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan ketika suatu perusahaan akan menghasilkan suatu produksi. Hal ini di karenakan setiap perusahaan tentu menginginkan keuntungan yang besar dalam setiap usaha produksinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemahaman tentang teori-teori produksi dan biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya yang akan di keluarkan untuk menghasilkan suatu output barang.








BAB II
PEMBAHASAN

v TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN

Ø  TEORI NILAI GUNA (UTILITY)

Di dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utiliti. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Dalam pembahasan nilai guna dibedakan antara nilai guna total dan nilai guna marjinal.
§  Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
§  nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu. Contohnya : nilai guna total mengkonsumsi 10 mangga meliputi seluruh kepuasan yang diperoleh dari memakan semua mangga tersebut. Sedangkan nilai guna marjinal dari mangga ke10 adalah pertambahan kepuasan yang diperoleh dari memakan buah mangga yang ke10.
Hipotesis utama teori nilai guna yang dikenal sebagai hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif, artinya penambahan konsumsi  maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit.

Ø  PEMAKSIMUMAN NILAI GUNA
Setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya. Dengan kata lain setiap orang akan berusaha untuk memaksimalkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya.


§  Cara Memaksimumkan Nilai Guna
Misalnya seorang melakukan pembelian dan konsumsi 2 macam barang yaitu makanan dan pakaian berturut-turut harganya adalah Rp 5.000 dan Rp 50.000. Misalkan tambahan tambahan 1 unit makanan akan memberikan nilai guna marjinal sebanyak 5, dan tambahan 1 unit pakaian mempunyai nilai guna marjinal sebanyak 50.
Apabila orang itu mempunyai uang sebanyak Rp 50.000,- kepada barang apakah uang itu akan dibelanjakannya? Dengan uang itu orang tersebut dapat membeli 10 unit tambahan makanan, maka jumlah nilai guna marjinal yang diperolehnya adalah 10 x 5 = 50. Kalau uang itu digunakan untuk membeli pakaian, yang diperolehnya hanyalah 1 unit dan nilai guna marjinal dari 1 unit tambahan pakaian ini adalah 50. Berdasarkan contoh di atas dapat dikemukan hipotesis berikut :
1)   Seseorang akan memaksimumkan  nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya apabila perbandingan nilai guna marginal berbagai barang tersebut = perbandingan harga barang tersebut. Seperti perbandingan harga makanan dan pakaian adalah 5000:50000 atau 1:10, dan ini adalah sama dengan perbandingan nilai guna marjinal makanan dan pakaian, yaitu 5:50 atau 1:10.
2)   Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya apabila nilai guna marjinal untuk setiap rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsikan. Dalam contoh diatas nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan makanan adalah : nilai guna marjinal/harga = 5/5000 = 1/1000. Dan nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan pakaian adalah : nilai guna marjinal/harga = 50/50000 =1/1000. Sehingga rumusnya adalah :

MU barang A  =  MU barang B  =  MU barang C
PA                         PB                             PC


Ø  TEORI NILAI GUNA DAN TEORI PERMINTAAN
Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan ke atas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan :
1)   Efek Penggantian
Perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah. Misalnya harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU barang A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga barang-barang tidak mengalami perubahan maka perbandingan di antara nilai guna marjinal barang itu dengan harganya (atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A naik, keadaan yang berikut berlaku :
MU barang A  <  MU barang B
    PA                       PB


       2)   Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan     pendapatan rill menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan rill bertambah, ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya.

Ø  SURPLUS KONSUMEN
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan uang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan konsumen ini dalam analisis ekonomi dikenal sebagai surplus konsumen.
Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang di dalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.
Contoh seorang konsumen  pergi ke pasar membeli mangga dan hanya membeli 1 buah mangga yang besar apabila hargnya Rp 1.500, ternyata mangga yang diinginkannya hanya seharga Rp 1.000. jadi ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp 500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarnya. Nilai Rp 500 ini dinamakan surplus konsumen.

v TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN

Ø  ANALISIS KURVA KEPUASAN SAMA
Kurva kepuasan sama didefinisikan sebagai kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya. Untuk menggambarkan kurva kepuasan sama perlu dimisalkan bahwa seorang konsumen hanya akan membeli dan mengkonsumsi dua macam barang saja.
Kurva Kepuasan Sama:
Oleh karena gabungan barang seperti yang ditunjukkan oleh keadaan A, B, C, D, E, dan F masing-masing memberikan kepuasan yang sama besarnya maka dikatakanlah konsumen itu bersikap “indifference” yang artinya bersikap tak acuh dalam membuat pilihan tersebut.  Dalam kurva tersebut titik-titik yang menggambarkan gabungan-gabungan tersebut akan diperoleh kurva kepuasan sama.
§  TINGKAT PENGGANTIAN MARJINAL
Tingkat penggantian marjinal adalah penggantian yang menggambarkan besarnya pengorbanan atas konsumsi suatu barang untuk menaikkan konsumsi satu barang lainnya dan pada waktu yang sama tetap mempertahankan tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen.
Perhatikanlah perubahan yang berlaku apabila konsumen menukar gabungan barang yang dikonsumsinya dari gabungan A menjadi gabungan B. Perubahan ini menaikan konsumsi pakaian dari 2 menjadi 3 unit, dan kenaikan ini dimungkinkan oleh pengurangan konsumsi makanan dari 10 unit menjadi 7 unit. Keadaan ini berarti bahwa untuk mempertahankan tingkat kepuasan yang dinikmati konsumen tersebut (ingat: setiap gabungan memberikan kepuasan yang sama besarnya) maka kenaikan konsumsi satu unit pakaian harus dibayar dengan pengurangan 3 unit konsumsi makanan.
Faktor tingkat penggantian marjinal yang semakin kecil:
1.      Pada waktu konsumen mempunyai suatu barang Y yang relative jumlahnya dan barang X yang relative sedikit jumlahnya, diperlukan pengurangan konsumsi yang besar keatas barang Y untuk memperoleh satu tambahan barang
2.      Semakin banyak barang X yang telah diperoleh, semakin sedikit pengurangan konsumsi barang Y yang harus dilakukan untuk memperoleh satu barang X.
Akibat dari tingkat penggantian marjinal yang semaki kecil tersebut maka kurva kepuasan sama semakin lama emakin kurang kecondongannya atau bentuk kurva kepuasan sama adalah cekung ketitik 0.

Ø  GARIS ANGGARAN PENGELUARAN
Garis Anggaran Pengeluaran (Budget Line) adalah garis yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. (Batas keuangan konsumen untuk membeli)
Faktor yang dapat merubah Garis Anggaran Pengeluaran:
1.      Perubahan harga. Jika harga suatu barang naik, maka garis anggaran pengeluaran mengarah ketitik orgin dan jika suatu harga barang turun, maka garis anggaran pengeluaran bergeser menjauhi titik 0.
2.      Perubahan pedapatan. Jika pendapatan naik, maka garis anggaran pengeluaran akan bergeser ke kanan/menjauhi titik orgin. Dan sebaliknya.

§  EFEK PERUBAHAN HARGA
Jika titik-titik keseimbangan yang diwujudkam oleh perubahan pendapatan di hubungkan maka akan terdapat suatu kurva yang dinamakan Garis pendapatan-konsumsi. Suatu kurva juga akan diperoleh apabila dihubungkan titik keseimbangan yang dwujudkan oleh perubahan harga dan kurva itu dinamakan garis harga-konsumsi.
·         Garis pendapatan konsumsi dapat memindahkan garis anggaran pngeluaran sejajar dengan yang asal. Pertambahan pendapat akan memindahkan garis itu keatas dan pengurangan pendapatan memindahkan garis itu kebawah. Pada setiap garis anggaran pengeluaran akan terdapat satu kurva kepuasan sama yang menyinggung garis tersebut. Titik persinggungan tersebut adalah keseimbangan pemaksimuman kepuasan yang baru.
·         Garis harga konsumsi yang berubah dapat mengubah kecondongan garis anggaran pengeluaran.Garis harga konsumsi lebih mudah lagi apabila dijabarkan melalui permisalan

Ø  SYARAT UNTUK MENCAPAI KEPUASAN MAKSIMUM
Dengan diketahuinnya cita rasa konsumen dan berbagai gabungan barang yang mungkin dibeli konsumen dapatlah sekarang ditunjukkan keadaan dimana konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum.
Ø  EFEK PENGGANTIAN DAN EFEK PNDAPATAN
Dengan menganalisis dari factor efek penggantian dan efek pendapatan pada hakikatnya diterangkan bahwa penurunan harga akan menambah permintaan dikarenakan:
1.      Konsumen lebih banyak mengkonsumsi barang itu dan mengurangi konsumsi barang lain(efek penggantian)
2.      Penurunan harga menambah pendapatan riil konsumen dan kenaikan pendapatan riil ini akan menmbah konsumsi berbagai barang (efek pendapatan).
Dengan menggunakan analisis kurva kepuasan sama, kedua factor ini dapat dipisahkan, yaitu dapat ditunjukan bagian dari petambahan permintaan yang disebabkan oleh efek penggantian dan bagian dari pertambahan permintaan yang disebabkan oleh efek pendapatan.
Ø  MEMBENTUK KURVA PERMINTAAN
Telah ditunjukan bahwa sifat permintaan konsumen yaitu jika harga turun maka permintaan bertambah dan jika harga naik permintaan berkurang, disini kita dapan menjelaskan dengan menggunakan teori nilai guna atau dengan cara menggunakan analisis kurva kepuasan sama















v TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN

Ø  BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN
Orgasasi perusahaan dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.      Perusahaan Perseoangan
Perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk usaha yang didirikan, dimiliki, dan dikelola oleh seseorang yang bertanggung sepenuhnya terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan
2.      Perusahaan Perkongsian atau Firma
Perusahaan perkongsian adalah organisasi perusahaan yang dimilki oleh beberapa orang yang bersepkat untuk mendirikan usaha bersama dan membagi keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.
3.      Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas adalah suatu bentuk perusahaan yang modalnya terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilkinya.
Bentuk lain dari organisasi perusahaan ada 2, yaitu :
1.      Perusahaan Milik Negara
Pada umumnya perusahaan negara dikelola seperti perseroan terbatas. Perbedaannya terletak pada pemilik perusahaan tersebut, saham-saham dari perusahaan Negara dimiliki oleh pemerintah. Dengan demikian pengurus perusahaan juga diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah.
2.      Perusahaan Koperasi
Perusahaan Koperasi adalah perusahaan yang didirkan bukan untuk mencari keuntunngan tetapi untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
Koperasi konsumsi, Koperasi produksi, Koperasi kredit.

Ø PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI EKONOMI
Didalam teori ekonomi, di dalam menganalisis kegiatan perusahaan yang memproduksikan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan yang wujud di pasar, berbagai perbedaan tersebut tidak diperhatikan. Dalam teori ekonomi, analisis dibuat tidak membedakan apakah perusahaan itu peruhaan pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan swasta itu terbentuk perusahaan perseorangan atau perkongsian atau perseroan terbatas. Begitu pula tidak dilakukan pembedaan di antara perusahaan kecil dan perusahaan raksasa. Dalam teori ekonomi berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu “ mencapai keuntungan yang maksimum”. Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan, yaitu mengatur penggunaan faktor-faktor produksi dengan cara yang efiesien mungkin sehingga “usaha memaksimumkan keuntungan dapat dengan cara yang dari sudut ekonomi dipandang sebagai cara yang paling efisien”.

§  TUJUAN PERUSAHAAN MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN
Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Telah terbukti bahwa analisis terhadap kegiatan perusahaan yang didasarkan kepada tujuan memaksimumkan keuntungan memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
§  CARA MENCAPAI TUJUAN MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN
Keuntuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan yang maksimun dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dlam memproduksi barang yang diperlukan masyarakat dan memperoleh keuntungan maksimum, ada dua aspek yang difikirkan yaitu, faktor produksi yang digunakan dan cara meminimumkan biaya produksi yang dikeluarkan.
§  JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Kegiatan produksi perusahaan dikatakan dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya. Di dalam masa tersebut perusahaan tidak bisa menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap tersebut. Sedangkan dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Setiap faktor produksi dapat ditambahkan jumlahnya jika memang diperlukan dan perusahaan dapat menyesuaikan dengan perubahan yang berlaku dipasar.
§  FIRMA DAN INDUSTRI
Firma adalah suatu badan usaha yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Industri secara umum berarti perusahaan yang menjalankan operasi dalam bidang kegiatan ekonomi yang tergolong kedalam sector sekunder. Sedangkan dalam teori ekonomi industri adalah kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang yang sama atau sangat besamaan yang terdapat dalam suatu pasar.
§  FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor produksi dikenal sebagai istilah input, sedangkan jumlah produksi dikenal dengan istilah output. Berikut rumus fungsi produksi :
Q = f(K,L,R,T)      K = jumlah stok modal                                
L = jumlah tenaga kerja                  R =kekayaan alam                        
                                    T = tingkat tekhnologi                   Q = jumlah produksi yang dihasilkan
Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan matematik yang berarti tingkat produksi suatu barang tergantung pada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.
Ø  TEORI PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR BERUBAH
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya(tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun.
§  PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA-RATA DAN PRODUKSI MARJINAL
Produksi marjinal yaitu pertambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ∆L adalah pertambahan tenaga kerja, ∆TP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marjina(MP) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut ;
MPL = ∆TP
                          ∆L
Besarnya produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja. Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata(AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ;
AP = TP
          L
§  KURVA PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA-RATA DAN PRODUKSI MARJINAL
Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal dapat digambarkan sebagai berikut ;
Kurva TP adalah kurva produksi total yang menunjukkan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yamg diguankan untuk menghasilkan produksi tersebut.
Ø  TEORI PRODUKSI DENGAN DUA FAKTOR BERUBAH
Analisis yang baru dibuat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami perubahan apabila dimisalkan satu faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya.
§  KURVA PRODUKSI SAMA (ISOQUANT)
Isoquant adalah suatu kurva yag menggambarkan gabungan dua faktor produksi yang berbeda yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Berikut adalah gambar kurva produksi sama
§  GARIS BIAYA SAMA (ISOCOST)
Isocost adalah suatau kurva yang menggambarkan gabungan dua faktor produksi, yang digunakan untuk menghasilkan suatu barang yang memerlukan biaya yang sama.





v TEORI BIAYA PRODUKSI
Biaya Produksi ialah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang di produksikan perusahaan tersebut. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dibedakan pada dua jenis, yaitu :
a.       Biaya Eksplisit : pengeluaran-pengeluaran perusahaanyang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan.
Contohnya : biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.
b.      Biaya Implisit : taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Contoh : penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.
Analisis biaya produksi perusahaan dibedakan menjadi dua jangka waktu, yaitu :
1.      Jangka Pendek, ialah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.
Teori-teori biaya produksi dalam jangka pendek, yakni :
a.      Biaya Total (Total Cost / TC)
Keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan, di dapat dari menjumlahkan biaya tetap total (TFC / Total Fixed Cost) dan biaya berubah total (TVC / Total Variable Cost).
                  TC = TFC + TVC
b.      Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak dapat diubah jumlahnya.
Contoh : biaya pemeliharaan bangunan, biaya penyusutan, dll.
                  TFC = TC – TVC
c.       Biaya Berubah Total ( Total Variable Cost / TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contohnya : biaya bahan baku, upah tenaga kerja, biaya bahan bakar, dll.
                  TVC = TC – TFC
d.      Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)
Apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata.
                                      
         ATC =        TC
                           ____            atau

                              Q

                  ATC = AFC + AVC
e.       Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost / AFC)
Apabila biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, niali yang diperoleh adalah biaya tetap rata-rata.
                            AFC =  TFC
                                         _____
                                       
                                             Q

f.       Biaya Berubah Rata-rata (Average Variable Cost / AVC)
Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata.
                AVC =       TVC
                                  ______      atau

                                   Q              
                              
                  AVC = ATC – AFC

g.      Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit.

                  MCn = TCn – TCn-1

Apabila rumus diatas tidak dapat digunakan, maka rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung biaya marjinal adalah :
                                MCn =    ∆TC
                                                _____

                                                  ∆Q
Bentuk Kurva Jangka Pendek


2.      Jangka Panjang, ialah jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.
Cara meminimumkan biaya jangka panjang tergantung pada dua faktor, yaitu :
• Tingkat produksi yang ingin dicapai.
• Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.

Contoh gambar kemungkinan kapasitas pabrik

Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan ingin mencapai produksi 100 unit, maka lebih baik menggunakan Kapasitas 1 (lihat titik A). Kalau yang digunakan adalah Kapasitas 2, maka biaya produksinya akan semakin tinggi (lihat titik B). Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling efisien, dan akan meminimumkan biaya produksi untuk produksi dibawah 130 unit. Dan begitu seterusnya akan Kapasitas 2 dan Kapasitas 3 (lihat gambar diatas).






Ø  SKALA EKONOMI DAN TIDAK EKONOMI
1.      Skala Ekonomi
Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi (economies of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah.
Beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi, yaitu :
a.       Spesialisasi Faktor-faktor Produksi
b.      Pengurangan Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain.
c.       Memungkinkan Produk Sampingan (by-Products) Diproduksi.
d.      Mendorong Perkembangan Usaha Lain.

2.      Skala Tidak Ekonomi
Kegiatan memproduksi suatu perusahaan dikatakan mencapai skala tidak ekonomi (dis-economies of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi.
Beberapa kemungkinan penyebab skala tidak ekonomis adalah :
a.       Kesukaran pengendalian dan pengawasan.
b.      Pembuatan keputusan yang lamban sehubungan dengan kelebihan ukuran administrasi.
c.       Kekurangan motivasi karyawan.











Daftar pustaka
Sukirno, Sadono. 2013. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.